TIDAK ADA NIKAH TANPA WALI
6.
Tidak ada nikah tanpa wali
عَنْ اَبِى مُوْسَى رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: لاَ نِكَاحَ اِلاَّ
بِوَلِيٍّ. الخمسة الا النسائى
Dari
Abu Musa RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Tidak ada nikah melainkan dengan (adanya) wali”.
[HR. Khamsah kecuali Nasai]
عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوْسَى عَنِ الزُّهْرِيِ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ
عَائِشَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اَيُّمَا امْرَأَةٍ نَكَحَتْ بِغَيْرِ اِذْنِ
وَلِيِّهَا فَنِكَاحُهَا بَاطِلٌ، فَنِكَاحُهَا بَاطِلٌ، فَنِكَاحُهَا بَاطِلٌ.
فَاِنْ دَخَلَ بِهَا، فَلَهَا اْلمَهْرُ بِمَا اسْتَحَلَّ مِنْ فَرْجِهَا، فَاِنِ
اشْتَجَرُوْا فَالسُّلْطَانُ وَلِيُّ مَنْ لاَ وَلِيَّ لَهُ. الخمسة الا السائى
Dari
Sulaiman bin Musa dari Zuhri dari Urwah dari ‘Aisyah, sesungguhnya Nabi SAW bersabda, “Siapa saja wanita yang menikah tanpa idzin walinya maka nikahnya batal, maka nikahnya batal, maka nikahnya batal. Kemudian jika (suaminya) telah mencampurinya, maka bagi wanita itu berhak memperoleh mahar sebab apa yang telah ia anggap halal dari mencampurinya. Kemudian jika mereka (wali-walinya) berselisih, maka penguasa (hakimlah) yang menjadi walinya”.
[HR. Khamsah kecuali Nasai].
عَنْ عَائِشَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: لاَ نِكَاحَ اِلاَّ بِوَلِيٍّ
وَ أَيُّمَا امْرَأَةٍ نَكَحَتْ بِغَيْرِ وَلِيٍّ فَنِكَاحُهَا بَاطِلٌ، بَاطِلٌ
باَطِلٌ. فَاِنْ لَمْ يَكُنْ لَهَا وَلِيٌّ فَالسُّلْطَانُ وَلِيُّ مَنْ لاَ
وَلِيَّ لَهَا. ابو داود الطيالسى
Dari
‘Aisyah bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Tidak ada nikah melainkan dengan (adanya) wali, dan siapasaja wanita yang nikah tanpa wali maka nikahnya batal, batal, batal.
Jika dia tidak punya wali, maka penguasa (hakimlah) walinya wanita yang tidak punya wali”.
[HR. Abu Dawud Ath-Thayalisi]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ تُزَوِّجِ
اْلمَرْأَةُ اْلمَرْأَةَ، وَ لاَ تُزَوِّجِ اْلمَرْأَةُ نَفْسَهَا، فَاِنَّ
الزَّانِيَةَ هِيَ الَّتِى تُزَوِّجُ نَفْسَهَا. ابن ماجه و الدارقطنى
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata :
Rasulullah SAW bersabda,
“Janganlah wanita menikahkan wanita dan janganlah wanita menikahkan dirinya sendiri, karena wanita pezina itu ialah yang menikahkan dirinya sendiri”.
[HR. Ibnu Majah dan Daruquthni]
عَنْ عِكْرِمَةَ بْنِ خَالِدٍ قَالَ: جَمَعَتِ الطَّرِيْقُ رَكْبًا
فَجَعَلَتِ امْرَأَةٌ مِنْهُنَّ ثَيِّبٌ اَمْرَهَا بِيَدِ رَجُلٍ غَيْرَ وَلِيٍّ
فَاَنْكَحَهَا فَبَلَغَ ذلِكَ عُمَرَ. فَجَلَدَ النَّاكِحَ وَ اْلمُنْكِحَ وَ رَدَّ
نِكَاحَهَا. الشافعى و الدارقطنى
Dari
Ikrimah bin Khalid, ia berkata, “Pernah terjadi di jalan penuh kendaraan. Ada seorang janda
diantara mereka menyerahkan urusan dirinya kepada seorang laki-laki yang bukan walinya, lalu laki-laki itu menikahkannya. Kemudian sampailah hal itu kepada Umar, lalu Umar menjilid (mendera) orang yang menikah dan yang menikahkannya serta membatalkan pernikahannya”.
[HR. Syafi’i dan Daruquthni]
عَنِ الشَّعْبِ قَالَ: مَا كَانَ اَحَدٌ مِنْ اَصْحَابِ النَّبِيِّ ص
اَشَدُّ فِى النِّكَاحِ بِغَيْرِ وَلِيٍّ مِنْ عَلِيٍّ، كَانَ يَضْرِبُ
فِيْهِ. الدارقطنى
Dari
Asy-Sya’bi ia berkata, “Tidak ada seorang pun diantara shahabat Nabi SAW yang paling
keras (tindakannya) terhadap pernikahan tanpa wali daripada Ali, ia memukul (pelakunya)”.
[HR. Daruquthni]
Keterangan
:
Dari
hadits-hadits diatas menunjukkan harus adanya wali dalam pernikahan.
Namun ada juga ulama yang berpendapat bahwa wali itu bukan merupakan suatu keharusan.BIOGRAFI GURU BESAR KITA
SAYYID MUHAMMAD BIN ALAWI AL-MALIKI AL-HASANISAYYID MUHAMMAD BIN ALAWI AL-MALIKI AL-HASANI (Mercusuar Dakwah yang Membendung Dakwah Wahabi)
Beliau adalah Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas al-Maliki al-Hasani. Beliau lahir di Mekkah pada tahun 1365 H. putra dari ulama besar yang mengajar di Masjidil Haram, Sayyid Alawi Abbas al-Maliki. Tidak disangsikan lagi, beliau masih keturunan Rasulullah.As-sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas bin Abdul Aziz Al-maliki Al-hasani, dan nasab ini terus bersambung sampai kepada As-sayyid Idris Al-azhari bin Idris Al-akbar bin Abdillah Al-kamil bin Hasan Al-Mutsanna bin Hasan Ash-ashibth bin Ali k.w bin Abi Thalib, suami Fatimah Az-zahra putri Rosulullah saw.
Kecerdasan Sayyid Mahammad Alawi sudah ketara mulai masih kecil. Sudah dapat menghafal al-Qur’an ketika masih berusia 7 tahun dan sudah menghafal kitab hadits ‘Al-Muwaththa’ karya Imam Malik saat beliau berumur 15 tahun. Dan pada saat beliau berumur 25 tahun, beliau meraih gelar doktor ilmu hadits dengan predikat Mumtaz (excellent) di bawah bimbingan ulama besar Mesir, Prof.Dr. Muhammad Abu Zahrah. Rihlah ilmiyyah beliau cukup panjang dan luas di bawah bimbingan ulama-ulama shalihin yang amilin.
Usia ke-26, beliau di kukuhkan sebagai guru besar ilmu hadits pada Universitas Ummul Qura, Makkah, ArabSaudi. Dan pada tanggal 2 Shafar 1421/ 6 Mei 2000 beliau dianugrahi gelar ustadziyyah atau professor dari Universitas al-Azhar asy-Syarif Kairo Mesir. Dan ini semua adalah prestasi luar biasa dan kebanggaan bagi penduduk Kerajaan Arab Saudi, yang memang layak dicapai putra ulama besar se keliber Sayyid Alawi al-Maliki.
Pada tahun 1974, setahun setelah ayahandanya wafat, Sayyid Muhammad Alawi membuka pesantrennya di Utaibiyyah bersama dengan adik kandungnya, Sayyid Abbas. Namun pesantren tersebut akhirnya di pindah ke kawasan yang lebih luas tapi agak jauh dari Masjidil Haram, di pinggiran selatan kota Makkah di daerah Rusyaifah, yang kemudian di beri nama jalan al-Maliki.
Sebagai ulama besar, perjalanan hidupnya juga di penuhi onak dan duri ujian hidup seperti jejak ulama-ulama shalih pendahulunya. Pada tahun 80-an terjadi perselisihan antara beliau dengan beberapa ulama Wahhabi yang di sokong oleh Kerajaan Arab Saudi. Beliau dituduh sesat, penyebar bid’ah dan khurafat. Beliau kemudian di kucilkan, hingga pernah mengungsi ke Madinah selama bulan Ramadhan. Perselisihan tersebut semakin meruncing, namun akhirnya berhasil di cari jalan tengah dengan melakukan dialog atas rekomendasi atau saran dari Mufti Wahhabi yang kebetulan berseberangan pemikiran dan sangat membenci Sayyid Muhammad Alawi almaliki, yaitu Syaikh Abdul Aziz bin Baz.
Dalam dialognya, Sayyid Muhammad Alawi beradu argumen dengan kuat saat berhadapan dengan ulama mantan Hakim Agung Arab Saudi, Syaikh Abdullah bin Mani’. Dalam dialog atau perdebatan dengan ulama Wahhabi yang di tayangkan TV setempat ‘Dimenangkan’ oleh Sayyid Muhammad Alawi dan beliau kian mendapat simpati. Konon, diam-diam keluarga Kerajaan Arab Saudi pun sebenarnya berpihak pada Sayyid Muhammad Alawi, namun takut jika di ketahui mayoritas penganut Wahhabi.
Syaikh Abdullah bin Mani’ kemudian menerbitkan catatan dialognya dalam bentuk kitab yang di beri judul Hiwar Ma’a al-Maliki Liraddi Munkaratihi wa Dhalalatihi (Dialog dengan al-Maliki untuk menolak kemungkaran dan kesesatannya), sebuah kitab yang sekarang di ‘gandrungi’ dan dijadikan referensi penganut Wahhabi di Indonesia untuk mencabik-cabik Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki dan pengikut-pengikutnya, terutama dari keluarga Pondok Pesantren Wahhabi, Al-Furqon, Sedayu Gresik Jatim.
Sayyid Muhammad kemudian juga menerbitkan kitab terkenalnya, Mafahim Yajibu an Tushahhah (Faham-Faham Yang Harus Di Luruskan). Kitab beliau ini mendapat sambuatan dan pengakuan luar biasa dari ulama-ulama besar di seluruh pelosok penjuru dunia. Lebih dari 40 ulama besar dunia ikut memberikan kata sambutan pada kitab tersebut. Selain dari pada itu, ulama-ulama Mesir, Tunisia, Kuwait dan sebagainya telah membuat pembelaan terhadap Sayyid Muhammad baik dengan tulisan maupun lisan. Kitab populer tersebut kemudian menjadi andalan segenap pengikut Ahlussunnah dalam mempertahankan pluralitas aliran di Tanah Suci Mekkah.
Namun ulama Wahhabi ternyata tidak berhenti begitu saja. Setelah Sayyid Muhammad Alawi menerbitkan kitabnya, Mafahim, ulama Wahhabi lain yang pernah menjabat sebagai Menteri Agama Arab Saudi, Syaikh Shalih bin Abdul Aziz alu Syaikh menulis kitab yang menghantam pemikiran Sayyid Muhammad Alawi tersebut dengan judul Hadzihi Mafahimuna (Ini adalah Faham-Faham Kami). Kitab ini juga menjadi referensi utama kelompok Wahhabi di Indonesia. Di Pondok Pesantren Wahhabi al-Furqan Sedayu Gresik, di terbitkan buku yang tidak selayaknya di tulis dengan judul: Mengenal Lebih Dekat ‘Syaikh’nya Nahdhatul Ulama, sebuah buku yang mengkritik dan menjelek-jelekkan keturunan Rasulallah Saw, yaitu Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki dan sangat melukai hati warga Nahdhiyyin.
Kemudian, sebagai ulama yang ikhlas dan selalu berharap ridha dari Allah, Sayyid Muhammad Alawi pun mengajak kembali berdialog untuk mempersatukan persepsi dan pemahaman, namun ajakan tersebut tak tersambut. Hanya selang 10 tahun berikutnya, di laksanakan dialog Nasional ke-2 di Makkah Mukarramah tepat pada tanggal 5-9 Dzul Qa’dah 1424 H. yang diprakarsai oleh Amir Abdullah bin Abdul Aziz. Dialog tersebut di adakan untuk mencari solusi tepat pasca terjadinya serangan pengeboman oleh kelompok teroris di Riyadh yang disinyalir akibat dari buah melegalkan ektrimisme takfir dari kelompok-kelompok yang menisbatkan dirinya Salafiyyah. Meski di anggap terlambat oleh Sayyid Muhammad Alawi, namun beliau tetap menyambut gembira ajakan dialog tersebut.
Prilaku dzalim lain yang dialami Sayyid Muhammad Alawi adalah beliau pernah di keluarkan dari mengajar di Masjidil Haram oleh kelompok-kelompok Wahhabi. Namun semua itu di hadapi dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Dan setelah dikeluarkan dari mengajar di Masjidil Haram tersebut, beliau mengajar di kediaman beliau di jalan Alawi, Rushaifah, Makkah.
Selain beliau adalah ulama panutan segenap muslimin ahlussunnah wal jama’ah, beliau juga aktif di bidang dakwah yang di gelar Rabithah Alam al-Islami (Liga Dunia Islam) dan Muktamar Alam Islami (Organisasi Konferensi Islam atau OKI). Beliau juga termasuk salah satu ulama Islam yang aktif dan produktif dalam hal menulis kitab dalam berbagai tema, baik yang bermuatan da’wah, hadits, nasehat, sirah Nabawiyyah dan lain-lain.
Berikut adalah daftar kitab-kitab yang di tulis oleh beliau:
1. Al-Dzakhair al-Muhammadiyyah
2. Al-Mukhtar min Kalam al-Akhyar
3. Fadl al-Muwaththa’ wa ‘inayah al-Ummah al-Islamiyyah bih
4. Al-Insan al-Kamil
5. Al-Manhal al-Lathif fi Mushthalah al-Hadits
6. Al-Qawaid al-Asasiyyah fi Mushthalah al-Hadits
7. Al-Qawaid al-Asasiyyah fi Ulum al-Qur’an
8. Al-Hajj
9. Al-Muslimun Baina al-Waqi’ wa al-Tajribah
10. Al-Musytasyriqun Baina al-Inshaf wa al-’Ashabiyyah
11. Wahuwa fi al Ufuq al-A’la
12. Al-Anwar al-Bahiyyah
13. Nidham al-Usrah
14. Labaik Allahumma Labaik
15. Haula Khashaish al-Qur’an
16. Zubdah al-Itqan fi Ulum al-Qur’an
17. Qul Hadzihi Sabili
18. Fi Sabili al-Hadyi wa Rasyad
19. Fi Rihabi Bait al-Haram
20. Kasyf al-Ghummah
21. Al-Qudwah al-Hasanah
22. Mafhum at-Thathawwur wa at-Tajdid fi as-Syari’ah al-Islamiyyah
23. Haula al-Ihtifal bi al-Maulid an-Nabawi
24. Al-Ziarah an-Nabawiyyah
25. Khashaish al-Ummah al-Muhammadiyyah
26. At-Tahdzir min al-Mujazafah bi at-Takfir
27. Adzkar Nabawiyyah wa Ad’iyyah Salafiyyah
28. Al-Hushun al-Mani’ah
29. Dzakariyyat wa Munasabat
30. Ad-Da’wah al-Ishlahiyyah
31. Tarikh al-Hawadits wa al-Ahwal an-Nabawiyyah
32. Mukhtashar Sirah ar-Rasul
33. Syari’ah Allah al-Khalidah
34. Syarah Mandlumah al-Waraqat fi Ushul al-Fiqh
35. Fath al-Qarib al-Mujib ‘ala Tahdzib at-Targhib wa at-Tarhib
36. Ma La ‘Ainun Ra’at
37. Anwar al-Masalik
38. Waqi’iyyat at-Tarbiyah al-Islamiyyah
39. Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah
40. Al-Muwaththa’ bi Riwayat Ibn al-Qasim
41. Mafahim Yajib an Tushahhah
42. At-Thali’ as-Sa’id
43. Huwa Allah
44. Abwab al-Faraj
45. Manhaj as-Salaf fi Fahm an-Nushush
46. Al-Ghuluw (makalah pada debat Nasional ke-2 di Makkah Mukarramah)
Annallaaha yaghfir lahu wa yarhamhu wa yu’li darojatihi fil jannah. wa yanfa’unaa bi asroorihi wa anwaarihi wa uluumihi fid diini wad dunyaa wal aakhiroh.
Setahun pasca wafatnya Habib Muhammad bin ‘Alwi Al-Maliki Al-Hasani Mekkah,
Orang-orang Wahabi yang berniat mau menghinakan Habib Muhammad, karena kebiasaan di Mekkah jika jenazah sudah hancur maka akan dipindah ke tempat lain agar areal lama dimasukkan jenazah yang baru; kemudian orang Wahabi melakukan penggalian makam beliau, awalnya mereka berharap agar apa yang mereka temukan pasca 1 tahun adalah jenazah yang sudah hancur, tapi apa dikata? Ternyata tidak sesuai dengan perkiraan sebelumnya, Jenazah Habib Muhammad masih UTUH.
2 tahun kemudian, mereka menggali kembali makam Habib Muhammad, apa dikata? Jenazah pun masih utuh, bahkan Rambut dan Kuku beliau terlihat tumbuh panjang.
5 tahun kemudian, dilakukan hal yang sama, dan ternyata jenazah beliau masih UTUH, bahkan TERCIUM AROMA WANGI YANG WANGINYA MELEBIHI WANGINYA KAYU GAHRU. Subhanallah… Kejadian ini sudah mentaubatkan orang-orang Salafi Wahhabi
[11:46 13/07/2014] Mafahim2014: SEKILAS BIOGRAFI IMAM AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH ABAD 21
ABUYA AS-SAYYID MUHAMMAD ALAWI AL-MALIKI AL-HASANI
Di tulis oleh :
Hai'ah ASH-SHOFWAH AL-MALIKIYYAH
Abuya As-Sayyid Muhammad bin As-Sayyid Alwi Al-maliki Al-Hasani lahir di kota Makkah tahun 1365 H / 1945 M. Pendidikan pertamanya adalah Madrasah Al-Falah Makkah, dimana ayah beliau As-Sayyid Alwi bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani sebagai guru agama di sekolah tersebut yang juga merangkap sebagai pengajar di halaqah di Haram Makki yang tempatnya sangat masyhur dekat Babussalam
Setelah As-Sayyid Alwi Al-Maliki wafat, putra beliau As-Sayyid Muhammad tampil sebagai penerus. Disamping mengajar di Masjidi Haram, beliau diangkat sebagai dosen di Universitas King Abdul Aziz- Jeddah dan Univesitas Ummul Qura Makkah bagian ilmu Hadith dan Usuluddin. Cukup lama beliau menjalankan tugasnya sebagai dosen di dua Universiatas tsb, sampai beliau memutuskan mengundurkan diri dan memilih mengajar di Masjidil Haram sambil membuka majlis ta’lim rumah beliau di Utaibiyyah kemudian pindah ke Rushoifah ..
Abuya As-Sayyid Muhammad Al-maliki dikenal sebagai guru, pengajar dan pendidik yang tidak beraliran keras, tidak berlebih-lebihan, Beliau ingin mengangkat derajat dan martabat Muslimin menjadi manusia yang berperilaku baik dalam muamalatnya kepada Allah dan kepada sesama, terhormat dalam perbuatan, tindakan serta pikiran dan perasaannya.
Beliau adalah orang cerdas dan terpelajar, berani dan jujur serta adil dan cinta kasih terhadap sesama. Itulah ajaran utama Abuya As-Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki. Beliau selalu menerima dan menghargai pendapat orang dan menghormati orang yang tidak sealiran dengannya atau tidak searah dengan thariqahnya. Dalam kehidupannya beliau selalu bersabar dengan orang-orang yang tidak bersependapat baik dengan pemikirannya atau dengan alirannya, semua yang berlawanan diterima dengan sabar dan dijawab dengan hikmah.
Ketika kunjungan beliau ke Malaysia pada bulan Syawwal 1423 / Desember 2002 Abuya Memberi amanah kepada murid beliau tertua KH. Ihya’ Ulumuddin untuk membuat wadah bagi para alumni atas pendapat dari Abuya As-Sayyid Ahmad putra beliau, alhamdulillah pada Tgl 2 Muharrom 1424 H / 5 Maret 2003 sebanyak 25 murid beliau berkumpul di kediaman KH. Muhyiddin Nor Pondok Pesantren Darussalam Tambak Madu Surabaya semua sepakat mewujudkan amanah beliau berda’wah secara berjama’ah dengan di beri nama Hai’ah ASH-SHOFWAH yang sekarang kantor pusatnya berda di Jl. Gayungsari Surabaya sebelah timur Masjid Al-Akbar Surabaya dimana sudah mempunyai 21 kantor cabang diseluruh Indonesia dengan jumlah anggota yang sudah terdata kurang lebih 700 para habaib dan kiyai
Abuya wafat hari jumat tgl 15 romadhan 1425H / 30 Oktober 2004 M dan dimakamkan di pemakaman Al-Ma’la disamping makam istri Rasulullah Khadijah binti Khuwailid. Dan yang menyaksikan penguburan beliau seluruh umat muslimin yang berada di Makkah pada saat itu termasuk para pejabat, ulama, para santri yang datang dari seluruh pelosok negeri, baik dari luar Makkah atau dari luar negri. Semuanya menyaksikan hari terakhir beliau sebelum disemayamkan, semua menyaksikan janazah beliau setelah disolati di Masjidil Haram setelah sholat isya’ yang dihadiri oleh tidak kurang dari sejuta manusia. Begitu pula selama tiga hari tiga malam rumahnya terbuka bagi ribuan orang yang ingin mengucapkan belasungkawa dan melakukan `aza’.
Beliau wafat meninggalkan 6 putra, As-Sayyid Ahmad, As-Sayyid Abdullah, As-Sayyid Alwi, As-Sayyid Ali, As-Sayyid Al- Hasan dan As-Sayyid Al-Husen dan beberapa putri-putri yang tidak bisa disebut satu persatu disini .
Demkkian sekilas sejarah biografi Abuya Assayyid Muhammad Alawi Almaliki Alhasani juga Hai'ah ASH - SHOFWAH AL - MALIKIYYAH Himpunan alumni Abuya Almaliki Alhasani, semoga kita semua mendapatkan barokah nya di dunia dan akhirat amin ya robbal alamin
Ralat : Khoer. Catatan: beliau tidak pernah dikeluarkan dari mengajar di masjidilharom. Beliau mengundurkan diri dari mengajar untuk strategi perjuangan diantaranya konsen di pondok dll akhirnya para muhibbin datang ngaji ke pondok pindahan dari masjidilharom. Barokalloh fikum
MEMBERANTAS KEMUNGKARAN
MEMBERANTAS KEMUNGKARAN
“BARANG SIAPA DI ANTARA KAMU MELIHAT PERBUATAN YANG MUNGKAR (DILARANG SYARA’
MAKA HENDAKLAH IA MERUBAHNYA (MEMBERANTASNYA)
DENGAN KEKUATAN TANGAN, MAKA JIKA IA TIDAK SANGGUP
HENDAKLAH IA UBAH DENGAN KEMAMPUAN LIDAHNYA DAN IA TAK SANGGUP PULA
MAKA HENDAKLAH DIINGKARINYA DENGAN HATINYA DAN ITULAH SELEMAH – LEMAH IMAN”
(HR. Muslim dari Abu Sa’id Al – Khudri)
Perbuatan mungkar atau maksiat, yaitu segala jenis perbuatan yang dilarang oleh syara’ (Agama Islam) misalnya : berjudi, mencuri, penghianatan terhadap agama, minum – minuman keras , segala macam tenun, dan segala macam perbuatan syetan yang dilarang oleh Allah swt.
Jika kita melihat kemungkaran itu terjadi dimana pun berada kita wajib mencegahnya (memberantasnya) dengan tiga macam cara yaitu :
1. Dengan tangan, maksudnya dengan kekuasaan yang ada pada diri kita, dengan sekuat tenaga usaha kita. Jika tak mungkin (tak sanggup), maka :
2. Dengan mempergunakan lisan, baik langsung maupun tidak langsung, yaitu lewat dakwah maupun tuiisan, dan jika dengan cara ini pun tidak mungkin, karena situasi dan kondisi tidak mengijinkan, maka kita gunakan cara ketiga yaitu :
3. Dengan hati, artinya kita harus membencinya, mejauhkan diri dari ikut serta dalam kancah kemungkaran tersebut, tidak boleh membantu atau mendukungnya. Namun, tindakan semacam ini tergolong orang yang setipis – tipisnya iman.
Pada zaman sekarang ini banyak kita temui setiap umat muslim masih kurang rasa kepedulian dan kepekaan terhadap kemungkaran yang terjadi disekitarnya. Mereka sebagaian besar bersifat acuh tak acuh, mereka hanya memikirkan tentang dirinya sendiri. Padahal tugas kita sebagai muslim sejati adalah mencegah atau memberantas kemungkaran itu bukan didiamkan saja.
Cara yang pertama memang cukup sulit karena kebanyakan dari kita bukanlah seorang yang memiliki kekuasaan, kita hanyalah sekelompok orang awam yang menuntut ilmu Allah yang terhampur luas dimuka bumi ini, sebuah pepatah mengatakan,”Seandainya air laut se dunia ini dikumpulkan untuk menjadi tintah, dan seluruh pohon di dunia ini dikumpulkan untuk menjadi pena maka tak akan tertulis semua ilmu Allah dimuka bumi ini. Subhanallah.
Cara kedua ini bisa kita andalkan karena cara kedua ini hampir semua orang bisa melaksanakannya. Melalui jalan dakwah, kita bukanlah seorang kiai ataupun dai tetapi kita berhak berdakwah karena berdakwah adalah tugas semua umat muslim dalam suatu hadist Rasulullah bersabda, “Sampaikanlah walau satu ayat”. Alternatif yang mudah kita ambil dakwah secara tulisan, semua orang bisa menulis, semua orang berhak menulis. Bahkan semua orang berhak menjadi seorang penulis. Tetapi sayangnya kenyataannya pada zaman sekarang ini di Indonesia kekurangan penulis – penulis muslim yang bisa diandalkan untuk mencegah atau membasmi kemungkaran melalui goresan pena. Semoga kita bisa menjalankan cara yang kedua ini.
Cara ketiga amatlah kurang baik bagi diri kita, kita sebagai manusia dianugrahi iman dan akal tentu kita bisa melakukan cara – cara selain cara ketiga ini. Kecuali memang sudah tidak bisa kita menggunakan cara yang lainnya. Dengan sangat terpaksa kita menggunakan cara ini, tetapi cara ini merupakan pertanda muslim yang memiki setipis – tipisnya iman.
Sumber : 150 Hadist – Hadist Pilihan
MAKA HENDAKLAH IA MERUBAHNYA (MEMBERANTASNYA)
DENGAN KEKUATAN TANGAN, MAKA JIKA IA TIDAK SANGGUP
HENDAKLAH IA UBAH DENGAN KEMAMPUAN LIDAHNYA DAN IA TAK SANGGUP PULA
MAKA HENDAKLAH DIINGKARINYA DENGAN HATINYA DAN ITULAH SELEMAH – LEMAH IMAN”
(HR. Muslim dari Abu Sa’id Al – Khudri)
Perbuatan mungkar atau maksiat, yaitu segala jenis perbuatan yang dilarang oleh syara’ (Agama Islam) misalnya : berjudi, mencuri, penghianatan terhadap agama, minum – minuman keras , segala macam tenun, dan segala macam perbuatan syetan yang dilarang oleh Allah swt.
Jika kita melihat kemungkaran itu terjadi dimana pun berada kita wajib mencegahnya (memberantasnya) dengan tiga macam cara yaitu :
1. Dengan tangan, maksudnya dengan kekuasaan yang ada pada diri kita, dengan sekuat tenaga usaha kita. Jika tak mungkin (tak sanggup), maka :
2. Dengan mempergunakan lisan, baik langsung maupun tidak langsung, yaitu lewat dakwah maupun tuiisan, dan jika dengan cara ini pun tidak mungkin, karena situasi dan kondisi tidak mengijinkan, maka kita gunakan cara ketiga yaitu :
3. Dengan hati, artinya kita harus membencinya, mejauhkan diri dari ikut serta dalam kancah kemungkaran tersebut, tidak boleh membantu atau mendukungnya. Namun, tindakan semacam ini tergolong orang yang setipis – tipisnya iman.
Pada zaman sekarang ini banyak kita temui setiap umat muslim masih kurang rasa kepedulian dan kepekaan terhadap kemungkaran yang terjadi disekitarnya. Mereka sebagaian besar bersifat acuh tak acuh, mereka hanya memikirkan tentang dirinya sendiri. Padahal tugas kita sebagai muslim sejati adalah mencegah atau memberantas kemungkaran itu bukan didiamkan saja.
Cara yang pertama memang cukup sulit karena kebanyakan dari kita bukanlah seorang yang memiliki kekuasaan, kita hanyalah sekelompok orang awam yang menuntut ilmu Allah yang terhampur luas dimuka bumi ini, sebuah pepatah mengatakan,”Seandainya air laut se dunia ini dikumpulkan untuk menjadi tintah, dan seluruh pohon di dunia ini dikumpulkan untuk menjadi pena maka tak akan tertulis semua ilmu Allah dimuka bumi ini. Subhanallah.
Cara kedua ini bisa kita andalkan karena cara kedua ini hampir semua orang bisa melaksanakannya. Melalui jalan dakwah, kita bukanlah seorang kiai ataupun dai tetapi kita berhak berdakwah karena berdakwah adalah tugas semua umat muslim dalam suatu hadist Rasulullah bersabda, “Sampaikanlah walau satu ayat”. Alternatif yang mudah kita ambil dakwah secara tulisan, semua orang bisa menulis, semua orang berhak menulis. Bahkan semua orang berhak menjadi seorang penulis. Tetapi sayangnya kenyataannya pada zaman sekarang ini di Indonesia kekurangan penulis – penulis muslim yang bisa diandalkan untuk mencegah atau membasmi kemungkaran melalui goresan pena. Semoga kita bisa menjalankan cara yang kedua ini.
Cara ketiga amatlah kurang baik bagi diri kita, kita sebagai manusia dianugrahi iman dan akal tentu kita bisa melakukan cara – cara selain cara ketiga ini. Kecuali memang sudah tidak bisa kita menggunakan cara yang lainnya. Dengan sangat terpaksa kita menggunakan cara ini, tetapi cara ini merupakan pertanda muslim yang memiki setipis – tipisnya iman.
Sumber : 150 Hadist – Hadist Pilihan
RENUNGAN TENGAH MALAM
Renungan tengah malam
Manusia tdk memiliki apapun
Semua apa yg dia nikmati akan diambil oleh Allah sang maha pencipta ,dikala sudah masa kontraknya habis dgn sang kholiq, tanpa menunggu tua atau sakit ,dan bakal mempertanggungjawabkan di hadapanya
Setiap detik nafas yg kita keluarkan ada hisabnya.
Jika Allah menghisab amal perbuatan manusia, maka tdk akan selamat dari siksaanya
Ya Allah hambamu ini sangat lemah....
Ya Allah adzabmu sangat dahsyat....
Ya Allah hambamu tdk bisa memenuhi hak seorang hamba yg kau ciptakan tuk mengabdi kepadamu...
Ya Allah hanya ampunanmu dan rohmatmu yg aku minta
RENUNGAN MALAM JUM'AT
Renungan malam jum'at .
Allah telah menciptakan segalanya untuk bekal mahluk menuju Allah ,yaitu beribadah menjalankan perintahnya dan menjahui laranganya. Disitulah letak perbedaan antara manusia dan hewan.
Allah dan Rosulnya selalu mengharap kita jadi orang bahagia dunia ahirat,maka disitulah Allah melalui firmanya dlm alqur'an merinta dan mengancam.dan Rosulallah memaparkan dgn gamblang melalui hadis2nya agar manusia meninggal larangan,dan melakukan perintanya sehingga tercapai apa yg tlah di harapkan Allah dan Rosulnya.
Maka kita hrs pandai menggunakan ni'mat baik berupa badan yg sehat atau berupa harta yg bergelimang dijalan Allah itulah hakikat syukur.
Semoga manfaat dan berkah .
Allah telah menciptakan segalanya untuk bekal mahluk menuju Allah ,yaitu beribadah menjalankan perintahnya dan menjahui laranganya. Disitulah letak perbedaan antara manusia dan hewan.
Allah dan Rosulnya selalu mengharap kita jadi orang bahagia dunia ahirat,maka disitulah Allah melalui firmanya dlm alqur'an merinta dan mengancam.dan Rosulallah memaparkan dgn gamblang melalui hadis2nya agar manusia meninggal larangan,dan melakukan perintanya sehingga tercapai apa yg tlah di harapkan Allah dan Rosulnya.
Maka kita hrs pandai menggunakan ni'mat baik berupa badan yg sehat atau berupa harta yg bergelimang dijalan Allah itulah hakikat syukur.
Semoga manfaat dan berkah .
AMAL YANG TIADA PUTUS SAMPAI AKHIR HAYAT
AMAL YANG TIADA PUTUS SAMPAI AKHIR HAYAT“APABILA TELAH MATI SEORANG ANAK ADAM (MANUSIA),
MAKA TERPUTUSLAH AMALNYA MELAINKAN TIGA PERKARA
YAITU SADAQAH JARIYAH
ATAU ILMU YANG BERMANFAAT
ATAU ANAK YANG SHALEH YANG MENDOAKAN KEDUA ORANG TUANYA”
(HR. Muslim dari Abu Hurairah)
Setelah seseorang meninggal dan bersemayam dalam kuburnya, maka tak ada lagi yang dapat menghubungkannya dengan sesuatu yang berada di alam dunia, melainkan hanya tiga perkara saja yaitu
Pertama : Sedekah Jariyah yaitu harta yang dapt diambil manfaatnya bagi kemaslahtan umum seperti: sumur, masjid, musholla, madrasah, kitab – kitab pengetahuan dan lain – lain. Bila orang itu telah meninggal dunia, pahalanya akan terus diterima langsung sampai ke kuburnya.
Kedua : Ilmu yang bermanfaat baik ilmu agama maupun ilmu umum yang diridhai Allah swt, sehingga masyarakat mengecap manfaat ilmu tersebut dan si empunya ilmu pun menerima pahala dari Allah sampai ia di dalam kubur sekalipun.
Ketiga : Anak yang shaleh yang dapat mendoakan kedua orang tuanya, baik anak laki – laki maupun anak perempuan, baik anak kandung maupun anak pungut, khususnya lagi kalau anak pungut ini anak yatim yang memerlukan asuhan karena bapak dan ibunya telah tiada. Anak tersebut dididik baik – baik dan dibiayai urusan pendidikan sehingga menjadi anak yang shaleh, menjadi teladan masyarakat dan harapan bagi nusa dan bangsa. Doa si anak ini yang disampaikan pada orang tuanya di kubur akan sampai dan diperkenankan.
Semoga kita ada diantara ketiga perkara tersebut tidak bisa semua, satu perkara pun tak menjadi masalah, tergantung kita sendiri yang menentukan kehidupan kita setelah di dunia nan maya ini. Selagi masih hidup, selagi sehat, selagi diberikan umur dan nafas. Marilah kita renungkan sejenak, bekal apa yang akan kita bawa nanti ? Sesuatu hal yang buruk ataukah sesuatu hal yang baik? Tentulah kita sendiri yang akan menentukannya.
Apapun yang kita perbuat didunia ini tentu akan kita saksikan kelak diakhirat nanti, sebagaimana yang difirmankan Allah dalam Al – Qur’an, “ Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya ia akan melihat (balasan)nya Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya ia akan melihat (balasan)nya pula” (QS.AL- ZILZALAH ayat 7-8)
Sumber : Al – Qur’an & terjemahan Departeman Agama RI
150 Hadist – Hadist Pilihan
MULAILAH PEKERJAAN YANG BAIK DENGAN MEMBACA BASMALAH
MULAILAH PEKERJAAN YANG BAIK DENGAN MEMBACA BASMALAH
“Semua perkara yang baik yang tiada dimulai dengan bacaan ‘Bismillahirrahmanirrahim’, maka akan terputus (sia – sia belaka)”Setiap langkah dan gerak, baik dilakukan oleh tangan, kaki maupun ucapan yang menuju ke arah perbuatan yang baik dan terpuji, harus kita mulai dengan ucapan ‘Bismillahirrahmanirrahim’ Dengan pengharapan hasil pekerjaan itu dengan sebaik – baiknya dan atas Ridha-Nya, sebab pada hakikatnya alat yang kita gunakan untuk mencapai semuanya itu adalah milik Allas swt, dan hasil yang kita harapkan juga atas Qodrat dan Iradat Allah semata.
Dalam suatu riwayat yang bersumber dari Jabier bin Abdullah r.a menjelaskan bahwa tatkala ‘Bismillahirrahmanirrahim’ turun. Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah bersumpah dengan Kemuliaan dan Kebesaran-Nya, tidaklah ia dibaca atas sesuatu melainkan Dia akan memberkahinya.
Dari riwayat lain yang bersumber dari Ibnu Mas’ud r.a menjelaskan, bahwa barang siapa yang hendak diselamatkan dari Malaikat Zabaniyah yang berjumlah sembilan belas, maka hendaknya ia membaca ‘Bismillahirrahmanirrahim’, niscaya Allah akan menjadikan setiap huruf baginya sebagai perisai dari salah satu diantara Malaikat Zabaniyah itu.
Juga disebutkan dalam suatu riwayat, bahwa tatkala Allah swt menurunkan wahyu Basmalah kepada Nabi Adam a.s beliau bertanya, “ Ya Jibril nama apakah ini yang tealh dipakai Allah pembuka wahyu?”
Maka Malaikat Jibril menjawab, “ Hai Adam inilah satu – satunya nama yang dengannya langit dan bumi, air mengalir, gunung terpancang dan hati manusia bisa menjadi kuat”
Al – Hafiedl Abi Nu’aim berkata, “ Semua ulama telah sepakat tentang pembukaan kitab – kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi – Nya itu dimulai dengan Basmalah.
Tersebut didalam suatu hikayat, bahwa syetan gemuk berjumpa dengan syetan kurus, lalu syetan gemuk itu bertanya, ” Apa yang menyebabkanmu kurus begini?” Syetan kurus menjawab, ”Betapa aku tidak kurus, karena aku ditugaskan menggoda orang yang bila ia masuk kerumahnya ia mengucapkan Basmalah. Pokoknya dari segala perilakunya ia selalu mengucapkan Basmalah, maka inilah akibatnya aku menjadi kurus.”
Syetan gemuk pun berkata, “Kalau aku ditugaskan menggoda orang yang tidak kenal apa itu Basmalah karena itu aku bisa leluasa menemaninya dalam makan, minum dan segala hal yang dia lakukan, sehingga aku turut menungganinya seperti menunggangi bintang tunggangan.
Dalam hal ini Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadist bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya telah dihalalkan bagi syetan makanan yang tidak disebut nama Allah (Basmalah) padanya.
Juga disebutkan dalam hikayat lain, bahwa pada zaman dahulu ada seorang wanita sholehah yang bersuamikan seorang laki – laki munafiq. Wanita tadi setiap akan memulai pekerjaannya selalu mengucapkan Basmalah, yang mana hal ini sangat menjengkelkan hati suaminya, pantas dia itu munafiq.
Karena sangat jengkel, akhirnya timbul niat jahatnya seraya berkata didalam hati, “Aku akan mencari jalan buat membuat dia malu padanya, agar menjadi luntur kesholehan-nya”. Maka suatu hari isterinya dipanggil, seraya berkata, “Coa simpan guci ini ditempat yang aman!”
Tanpa setahu isterinya, guci itu diambil oleh suaminya dan dibuang ke dalam sumur. Dan selang beberapa hari lamanya, isterinya dipanggil untuk mengambil guci itu dari tempat disimpannya dahulu. Tanpa ragu dan berprasangka buruk isterinya pergi ke tempat dimana ia menyimpan guci seraya mengucap Basmalah, dalam hal itu Allah mengutus Malaikat Jibril untuk secepatnya mengembalikan guci tersebut ke tempat semula, lalu guci itu diambil olehnya dan diberikan kepada suaminya. Sang suami menjadi keheranan karenanya maka akhirnya ia sadar dan bertaubat untuk menyesali perbuatannya selama ini dan Allah menerima taubatnya dengan berkat Basmalah yang sering kali diucapkan oleh isterinya.
Sumber : 150 Hadist –Hadist Pilihan
Kumpulan Ayat – Ayat Suci Al – Qur’an
Oleh; Ust. Abu Hasan Syadzili..... HIDAYAH ALLAH
Hidayah
allah bisa merubah jalan hidup seorang hamba secara total.hidayah allah
bukan barang cuma2.ia hars dicari .seseorang gk bs ngatakan allah blm
memberinya hidayah sehingga slalu berbuat buruk amalnya. Ketahui hidayah
allah bertebaran dimana2 setiap waktu .masalahnya mau ngambil apa
nggak.hidaya allah bertingkat tingkat.pertama hidayah naluri insting
.kedua hidayah panca indra .ketiga yaitu hidayah
akal ini diatas panca indra .ke empat hidayah agama inilah yg
menjadikan akal memuliahkan dn menuntun hamba kejalan yg benar.Hidayah
agama bertingkat macamnya.satu hidayah berupa pengetauhan ttg islam.dua
hidayah berupa kemampuan mengamalkan islam.tiga hidayah berupa hati yg
slalu terpaut kpd allah ketika beramal ihlas.Hidayah adalah hak allah
.gk ada satupun tuk memberi hidayah kpd orang lain tampa izin allah.kita
hanya sekedar mengingatkan.
Oleh; Ust. Syadzili.... GUNUNG KELUD
Gunung Kelud, gunung
Sinabung, Merapi, Bromo, Kerinci, dan apapun namanya adalah makhluk
Allah SWT. Sama seperti manusia, jin, malaikat, ruh, angin, binatang,
hujan, tumbuhan, dan seterusnya di hadapan Allah SWT. Pada gunung juga
ada aktivitas, ada kehidupan, gerakan, dzikir, menyembah, dan pada
masanya mati juga. Pada gunung juga berlaku sunnatullah, berlaku takdir,
berlaku hukum-hukum kausalitas seperti
Allah tetapkan untuk semua makhlukNya. Gunung menurut kodratnya sebagai
'pasak' bagi bumi, penyeimbang yg kokoh-kuat. "Allah telah menciptakan
langit tanpa tiang sbgmn kalian lihat, lalu Dia meletakkan gunung-gunung
di bumi supaya bumi tidak mengguncangkan kamu...." (QS Luqman:10). Pun
Gunung --makhluk besar dan kuat itu-- harus bereproduksi, memperbaiki
dirinya dengan cara-cara yang telah diajarkan Allah.
Jika saat ini Kelud meletus, itu adalah bagian dari cara dia memperbaharui diri. Pasir, debu, kerikil, batu, magma, dan aneka mineral yg dikandung adalah kekayaan dirinya. Kekayaan yg sesungguhnya disiapkan untuk kegunaan dan kebutuhan makhluk lainnya, termasuk paling banyak adalah manusia. Memuntahkan kandungan mineral sepintas --pada saat meletus-- menjadi pemandangan menyeramkan atau malapetakan bagi makhkuk sekitarnya, tapi setelah itu akan ada keberkahan berupa kesuburan dan ketersediaan mineral yg dibutuhkan makhluk di sekitarnya.
Sudah menjadi sunnatullah jika yang hidup beraktivitas. Biarkanlah Kelud memperbaharui dirinya dg caranya sendiri. Biarlah ia berdzikir pd Zat yang menciptakannya. Barangkali kita harus mengiringi Kelud, Sinabung, Bromo, dll untuk 'berzikir bersama' kpd Sang Pencipta. Semoga kita pandai memaknai apa yg terjadi dari meletusnya gunung Kelud ini. Allahu a'lam bimuradih
Jika saat ini Kelud meletus, itu adalah bagian dari cara dia memperbaharui diri. Pasir, debu, kerikil, batu, magma, dan aneka mineral yg dikandung adalah kekayaan dirinya. Kekayaan yg sesungguhnya disiapkan untuk kegunaan dan kebutuhan makhluk lainnya, termasuk paling banyak adalah manusia. Memuntahkan kandungan mineral sepintas --pada saat meletus-- menjadi pemandangan menyeramkan atau malapetakan bagi makhkuk sekitarnya, tapi setelah itu akan ada keberkahan berupa kesuburan dan ketersediaan mineral yg dibutuhkan makhluk di sekitarnya.
Sudah menjadi sunnatullah jika yang hidup beraktivitas. Biarkanlah Kelud memperbaharui dirinya dg caranya sendiri. Biarlah ia berdzikir pd Zat yang menciptakannya. Barangkali kita harus mengiringi Kelud, Sinabung, Bromo, dll untuk 'berzikir bersama' kpd Sang Pencipta. Semoga kita pandai memaknai apa yg terjadi dari meletusnya gunung Kelud ini. Allahu a'lam bimuradih
Langganan:
Postingan (Atom)