Oleh; Ust. Syadzili.... GUNUNG KELUD
Gunung Kelud, gunung
Sinabung, Merapi, Bromo, Kerinci, dan apapun namanya adalah makhluk
Allah SWT. Sama seperti manusia, jin, malaikat, ruh, angin, binatang,
hujan, tumbuhan, dan seterusnya di hadapan Allah SWT. Pada gunung juga
ada aktivitas, ada kehidupan, gerakan, dzikir, menyembah, dan pada
masanya mati juga. Pada gunung juga berlaku sunnatullah, berlaku takdir,
berlaku hukum-hukum kausalitas seperti
Allah tetapkan untuk semua makhlukNya. Gunung menurut kodratnya sebagai
'pasak' bagi bumi, penyeimbang yg kokoh-kuat. "Allah telah menciptakan
langit tanpa tiang sbgmn kalian lihat, lalu Dia meletakkan gunung-gunung
di bumi supaya bumi tidak mengguncangkan kamu...." (QS Luqman:10). Pun
Gunung --makhluk besar dan kuat itu-- harus bereproduksi, memperbaiki
dirinya dengan cara-cara yang telah diajarkan Allah.
Jika saat ini Kelud meletus, itu adalah bagian dari cara dia memperbaharui diri. Pasir, debu, kerikil, batu, magma, dan aneka mineral yg dikandung adalah kekayaan dirinya. Kekayaan yg sesungguhnya disiapkan untuk kegunaan dan kebutuhan makhluk lainnya, termasuk paling banyak adalah manusia. Memuntahkan kandungan mineral sepintas --pada saat meletus-- menjadi pemandangan menyeramkan atau malapetakan bagi makhkuk sekitarnya, tapi setelah itu akan ada keberkahan berupa kesuburan dan ketersediaan mineral yg dibutuhkan makhluk di sekitarnya.
Sudah menjadi sunnatullah jika yang hidup beraktivitas. Biarkanlah Kelud memperbaharui dirinya dg caranya sendiri. Biarlah ia berdzikir pd Zat yang menciptakannya. Barangkali kita harus mengiringi Kelud, Sinabung, Bromo, dll untuk 'berzikir bersama' kpd Sang Pencipta. Semoga kita pandai memaknai apa yg terjadi dari meletusnya gunung Kelud ini. Allahu a'lam bimuradih
Jika saat ini Kelud meletus, itu adalah bagian dari cara dia memperbaharui diri. Pasir, debu, kerikil, batu, magma, dan aneka mineral yg dikandung adalah kekayaan dirinya. Kekayaan yg sesungguhnya disiapkan untuk kegunaan dan kebutuhan makhluk lainnya, termasuk paling banyak adalah manusia. Memuntahkan kandungan mineral sepintas --pada saat meletus-- menjadi pemandangan menyeramkan atau malapetakan bagi makhkuk sekitarnya, tapi setelah itu akan ada keberkahan berupa kesuburan dan ketersediaan mineral yg dibutuhkan makhluk di sekitarnya.
Sudah menjadi sunnatullah jika yang hidup beraktivitas. Biarkanlah Kelud memperbaharui dirinya dg caranya sendiri. Biarlah ia berdzikir pd Zat yang menciptakannya. Barangkali kita harus mengiringi Kelud, Sinabung, Bromo, dll untuk 'berzikir bersama' kpd Sang Pencipta. Semoga kita pandai memaknai apa yg terjadi dari meletusnya gunung Kelud ini. Allahu a'lam bimuradih
0 komentar:
Silahkan Komentar Tapi Yang Sopan, Kami Pasti Segan