MEMBERANTAS KEMUNGKARAN
MEMBERANTAS KEMUNGKARAN
“BARANG SIAPA DI ANTARA KAMU MELIHAT PERBUATAN YANG MUNGKAR (DILARANG SYARA’
MAKA HENDAKLAH IA MERUBAHNYA (MEMBERANTASNYA)
DENGAN KEKUATAN TANGAN, MAKA JIKA IA TIDAK SANGGUP
HENDAKLAH IA UBAH DENGAN KEMAMPUAN LIDAHNYA DAN IA TAK SANGGUP PULA
MAKA HENDAKLAH DIINGKARINYA DENGAN HATINYA DAN ITULAH SELEMAH – LEMAH IMAN”
(HR. Muslim dari Abu Sa’id Al – Khudri)
Perbuatan mungkar atau maksiat, yaitu segala jenis perbuatan yang dilarang oleh syara’ (Agama Islam) misalnya : berjudi, mencuri, penghianatan terhadap agama, minum – minuman keras , segala macam tenun, dan segala macam perbuatan syetan yang dilarang oleh Allah swt.
Jika kita melihat kemungkaran itu terjadi dimana pun berada kita wajib mencegahnya (memberantasnya) dengan tiga macam cara yaitu :
1. Dengan tangan, maksudnya dengan kekuasaan yang ada pada diri kita, dengan sekuat tenaga usaha kita. Jika tak mungkin (tak sanggup), maka :
2. Dengan mempergunakan lisan, baik langsung maupun tidak langsung, yaitu lewat dakwah maupun tuiisan, dan jika dengan cara ini pun tidak mungkin, karena situasi dan kondisi tidak mengijinkan, maka kita gunakan cara ketiga yaitu :
3. Dengan hati, artinya kita harus membencinya, mejauhkan diri dari ikut serta dalam kancah kemungkaran tersebut, tidak boleh membantu atau mendukungnya. Namun, tindakan semacam ini tergolong orang yang setipis – tipisnya iman.
Pada zaman sekarang ini banyak kita temui setiap umat muslim masih kurang rasa kepedulian dan kepekaan terhadap kemungkaran yang terjadi disekitarnya. Mereka sebagaian besar bersifat acuh tak acuh, mereka hanya memikirkan tentang dirinya sendiri. Padahal tugas kita sebagai muslim sejati adalah mencegah atau memberantas kemungkaran itu bukan didiamkan saja.
Cara yang pertama memang cukup sulit karena kebanyakan dari kita bukanlah seorang yang memiliki kekuasaan, kita hanyalah sekelompok orang awam yang menuntut ilmu Allah yang terhampur luas dimuka bumi ini, sebuah pepatah mengatakan,”Seandainya air laut se dunia ini dikumpulkan untuk menjadi tintah, dan seluruh pohon di dunia ini dikumpulkan untuk menjadi pena maka tak akan tertulis semua ilmu Allah dimuka bumi ini. Subhanallah.
Cara kedua ini bisa kita andalkan karena cara kedua ini hampir semua orang bisa melaksanakannya. Melalui jalan dakwah, kita bukanlah seorang kiai ataupun dai tetapi kita berhak berdakwah karena berdakwah adalah tugas semua umat muslim dalam suatu hadist Rasulullah bersabda, “Sampaikanlah walau satu ayat”. Alternatif yang mudah kita ambil dakwah secara tulisan, semua orang bisa menulis, semua orang berhak menulis. Bahkan semua orang berhak menjadi seorang penulis. Tetapi sayangnya kenyataannya pada zaman sekarang ini di Indonesia kekurangan penulis – penulis muslim yang bisa diandalkan untuk mencegah atau membasmi kemungkaran melalui goresan pena. Semoga kita bisa menjalankan cara yang kedua ini.
Cara ketiga amatlah kurang baik bagi diri kita, kita sebagai manusia dianugrahi iman dan akal tentu kita bisa melakukan cara – cara selain cara ketiga ini. Kecuali memang sudah tidak bisa kita menggunakan cara yang lainnya. Dengan sangat terpaksa kita menggunakan cara ini, tetapi cara ini merupakan pertanda muslim yang memiki setipis – tipisnya iman.
Sumber : 150 Hadist – Hadist Pilihan
MAKA HENDAKLAH IA MERUBAHNYA (MEMBERANTASNYA)
DENGAN KEKUATAN TANGAN, MAKA JIKA IA TIDAK SANGGUP
HENDAKLAH IA UBAH DENGAN KEMAMPUAN LIDAHNYA DAN IA TAK SANGGUP PULA
MAKA HENDAKLAH DIINGKARINYA DENGAN HATINYA DAN ITULAH SELEMAH – LEMAH IMAN”
(HR. Muslim dari Abu Sa’id Al – Khudri)
Perbuatan mungkar atau maksiat, yaitu segala jenis perbuatan yang dilarang oleh syara’ (Agama Islam) misalnya : berjudi, mencuri, penghianatan terhadap agama, minum – minuman keras , segala macam tenun, dan segala macam perbuatan syetan yang dilarang oleh Allah swt.
Jika kita melihat kemungkaran itu terjadi dimana pun berada kita wajib mencegahnya (memberantasnya) dengan tiga macam cara yaitu :
1. Dengan tangan, maksudnya dengan kekuasaan yang ada pada diri kita, dengan sekuat tenaga usaha kita. Jika tak mungkin (tak sanggup), maka :
2. Dengan mempergunakan lisan, baik langsung maupun tidak langsung, yaitu lewat dakwah maupun tuiisan, dan jika dengan cara ini pun tidak mungkin, karena situasi dan kondisi tidak mengijinkan, maka kita gunakan cara ketiga yaitu :
3. Dengan hati, artinya kita harus membencinya, mejauhkan diri dari ikut serta dalam kancah kemungkaran tersebut, tidak boleh membantu atau mendukungnya. Namun, tindakan semacam ini tergolong orang yang setipis – tipisnya iman.
Pada zaman sekarang ini banyak kita temui setiap umat muslim masih kurang rasa kepedulian dan kepekaan terhadap kemungkaran yang terjadi disekitarnya. Mereka sebagaian besar bersifat acuh tak acuh, mereka hanya memikirkan tentang dirinya sendiri. Padahal tugas kita sebagai muslim sejati adalah mencegah atau memberantas kemungkaran itu bukan didiamkan saja.
Cara yang pertama memang cukup sulit karena kebanyakan dari kita bukanlah seorang yang memiliki kekuasaan, kita hanyalah sekelompok orang awam yang menuntut ilmu Allah yang terhampur luas dimuka bumi ini, sebuah pepatah mengatakan,”Seandainya air laut se dunia ini dikumpulkan untuk menjadi tintah, dan seluruh pohon di dunia ini dikumpulkan untuk menjadi pena maka tak akan tertulis semua ilmu Allah dimuka bumi ini. Subhanallah.
Cara kedua ini bisa kita andalkan karena cara kedua ini hampir semua orang bisa melaksanakannya. Melalui jalan dakwah, kita bukanlah seorang kiai ataupun dai tetapi kita berhak berdakwah karena berdakwah adalah tugas semua umat muslim dalam suatu hadist Rasulullah bersabda, “Sampaikanlah walau satu ayat”. Alternatif yang mudah kita ambil dakwah secara tulisan, semua orang bisa menulis, semua orang berhak menulis. Bahkan semua orang berhak menjadi seorang penulis. Tetapi sayangnya kenyataannya pada zaman sekarang ini di Indonesia kekurangan penulis – penulis muslim yang bisa diandalkan untuk mencegah atau membasmi kemungkaran melalui goresan pena. Semoga kita bisa menjalankan cara yang kedua ini.
Cara ketiga amatlah kurang baik bagi diri kita, kita sebagai manusia dianugrahi iman dan akal tentu kita bisa melakukan cara – cara selain cara ketiga ini. Kecuali memang sudah tidak bisa kita menggunakan cara yang lainnya. Dengan sangat terpaksa kita menggunakan cara ini, tetapi cara ini merupakan pertanda muslim yang memiki setipis – tipisnya iman.
Sumber : 150 Hadist – Hadist Pilihan
0 komentar:
Silahkan Komentar Tapi Yang Sopan, Kami Pasti Segan