WALI MEMINTA PERSETUJUAN PADA WANITA YANG AKAN DINIKAHKAN
5. Wali meminta persetujuan pada wanita yang akan dinikahkan
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلثَّيِّبُ
اَحَقُّ بِنَفْسِهَا مِنْ وَلِيِّهَا، وَ اْلبِكْرُ تُسْتَأْذَنُ فِى نَفْسِهَا، وَ
اِذْنُهَا صُمَاتُهَا. الجماعة الا البخارى
Dari
Ibnu Abbas, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Janda itu lebih berhak atas dirinya dari pada walinya, sedang gadis diminta idzinnya dan idzinnya adalah diamnya”.
[HR. Jamaah kecuali Bukhari]
و فى رواية لاحمد و مسلم و ابى داود و النسائى : اْلبِكْرُ يَسْتَأْمِرُهَا اَبُوْهَا.
Dan
dalam riwayat lain oleh Ahmad, Muslim, Abu Dawud
dan Nasai (dikatakan), “Dan gadis dimintai idzinnya oleh ayahnya”.
وَ عَنْ خَنْسَاءَ بِنْتِ خِدَامٍ اْلاَنْصَارِيَّةِ اَنَّ اَبَاهَا
زَوَّجَهَا وَ هِيَ ثَيِّبٌ فَكَرِهَتْ ذلِكَ. فَاَتَتْ رَسُوْلَ اللهِ ص، فَرَدَّ
نِكَاحَهَا. الجماعة الا مسلما
Dari
Khansa’
binti Khidam Al-Anshariyah, bahwa ayahnya telah mengawinkannya, sedang ia seorang janda, tetapi ia tidak menyukai perkawinan itu, lalu ia datang kepada Rasulullah SAW, maka Rasulullah SAW membatalkan pernikahannya itu”.
[HR. Jamaah kecuali
Muslim]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ تُنْكَحُ
اْلاَيِّمُ حَتَّى تُسْتَأْمَرَ، وَ لاَ اْلبِكْرُ حَتَّى تُسْتَأْذَنَ. قَالُوْا:
يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ كَيْفَ اِذْنُهَا؟ قَالَ: اَنْ تَسْكُتَ. الجماعة
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata :
Rasulullah SAW bersabda,
“Seorang janda tidak (boleh) dinikahkan sehingga ia diajak musyawarah, dan seorang gadis tidak (boleh dinikahkan) sehingga dimintai idzinnya”. Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, lalu bagaimana idzinnya
?”. Rasulullah SAW menjawab, “Ia diam”.
[HR. Jamaah]
عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، تُسْتَأْمَرُ
النِّسَاءُ فِى اَبْضَاعِهِنَّ؟ قَالَ: نَعَمْ. قُلْتُ: اِنَّ اْلبِكْرَ
تُسْتَأْمَرُ فَتَسْتَحِى فَتَسْكُتُ. فَقَالَ: سُكَاتُهَا اِذْنُهَا. احمد و البخارى و مسلم
Dari
‘Aisyah RA ia berkata :
Aku pernah bertanya, “Ya Rasulullah, apakah wanita-wanita itu (harus) diminta idzinnya dalam urusan perkawinan mereka ?”. Beliau menjawab, “Ya”. Aku bertanya (lagi), “Sesungguhnya seorang gadis (apabila) diminta idzinnya ia malu dan diam”. Rasulullah SAW menjawab, “Diamnya itulah idzinnya”.
[HR. Ahmad, Bukhari, dan
Muslim]
و فى رواية قالت: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلْبِكْرُ تُسْتَأْذَنُ. قُلْتُ: اِنَّ
اْلبِكْرَ تُسْتَأْذَنُ وَ تَسْتَحِى. قَالَ: اِذْنُهَا صُمَاتُهَا. احمد و البخارى و مسلم
Dan
dalam riwayat lain, Aisyah berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Gadis itu diminta idzinnya”. Aku bertanya, “Sesungguhnya gadis itu bila diminta idzinnya, ia malu”. Beliau bersabda, “Idzinnya adalah diamnya”.
[HR. Ahmad, Bukhari dan
Muslim]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: تُسْتَأْمَرُ
اْليَتِيْمَةُ فِى نَفْسِهَا، فَاِنْ سَكَتَتْ فَهُوَ اِذْنُهَا. وَ اِنْ اَبَتْ
فَلاَ جَوَازَ عَلَيْهَا. الخمسة الا ابن ماجه
Dari
Abu Hurairah, ia berkata :
Rasulullah SAW bersabda,
“Gadis yatim diajak musyawarah tentang urusan dirinya, kemudian jika ia diam maka itulah idzinnya, tetapi jika ia menolak maka tidak ada paksaan atasnya”.
[HR. Khamsah kecuali Ibnu Majah]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ اَنَّ جَارِيَةً بِكْرًا اَتَتْ رَسُوْلَ اللهِ ص،
فَذَكَرَتْ اَنَّ اَبَاهَا زَوَّجَهَا وَ هِيَ كَارِهَةٌ، فَخَيَّرَهَا النَّبِيُّ
ص. احمد و ابو داود و ابن ماجه و الدارقطنى
Dari
Ibnu ‘Abbas, sesungguhnya ada seorang gadis datang kepada Rasulullah SAW, lalu ia menerangkan bahwa ayahnya telah menikahkannya, sedang ia tidak suka. Lalu Nabi SAW menyuruhnya untuk memilih.
[HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu
Majah dan Daruquthni]
0 komentar:
Silahkan Komentar Tapi Yang Sopan, Kami Pasti Segan