SEJARAH PENDIRIAN ASSKAR
Menjelang Ramadhan tahun 1990 M, Ali Musthofa (Putra Almarhum Ust. Hamam Munaji) pulang dari Pondok Modern Gontor karena liburan akhir tahun. Saat itu dia masih duduk di kelas III intensif yang baru dua tahun menjadi santri di Pondok Modern Gontor. Sepulang dari Gontor, Ali Musthofa melihat sesuatu yang kurang di PonPes Attanwir, yakni kesenian santri Attanwir kurang tergali. Ali Musthofa berinisiatif menggali potensi kesenian santri Attanwir ini dengan membuka kursus kaligrafi dan menulis khot.
Mula-mula, Ali Mushtofa menggaet minat calon peserta kursus kaligrafi dan menulis khot dengan membuat pengumuman dalam mading seukuran triplek. Alhasil 50 orang santri putra dan putri mendaftar sebagai peserta kursus. Peserta yang mendaftar ini kemudian diberikan wawasan penulisan serta tekhnik kaligrafi dan khot secara klasikal oleh Ali Musthofa setiap hari jam 10.30-11.30 WIB.
Mula-mula, Ali Mushtofa menggaet minat calon peserta kursus kaligrafi dan menulis khot dengan membuat pengumuman dalam mading seukuran triplek. Alhasil 50 orang santri putra dan putri mendaftar sebagai peserta kursus. Peserta yang mendaftar ini kemudian diberikan wawasan penulisan serta tekhnik kaligrafi dan khot secara klasikal oleh Ali Musthofa setiap hari jam 10.30-11.30 WIB.
Pengajaran terus berlangsung dan organisasi akan dibentuk, sedangkan kegiatan kursus ini membutuhkan nama sebagai itihadnya. Dilakukanlah diskusi sehingga memunculkan dua opsi nama, yaitu Asskar (Assosiasi Kaligrafer Attanwir) dan Pessat (Pecinta seni santri attanwir). Nama "Asskar" kemudian dipilih oleh Ali Musthofa karena lebih baik. Sebagai identitas Asskar dibuatlah kaos dengan tulisan tangan “Asskar” di depannya, serta prakarya diantaranya berupa kartu lebaran yang juga diperjual belikan. Tempat workshop Asskar pada waktu itu ditempatkan di ruang pondok utara masjid.
Menjelang libur hari raya, dibentuklah kepengurusan pertama serta pembuatan mading yang pertama kalinya. Pengurus periode pertama tersebut adalah:
Pembimbing
Ust. Ahmad Fuad Sahal
Ali Musthofa Hammam
Ketua
Muhajir, Kalitidu
Siti Kumala, Kalitidu
Sekertaris
Sekertaris
Ahmad Suntarip, Banjaranyar
Siti Nur Atiqoh, Caruban
Bendahara
Bendahara
Bunari, Jatigede
Siti Muslihah, Kalitidu
Bulan ampunan Romadhon 1990 M telah usai, dan masuk bulan Syawwal, Ali Musthofa harus kembali ke Gontor untuk menuntut ilmu maka organisasi ini kemudian di jalankan oleh pengurus.
Berikut Momen Asskar
Berikut Momen Asskar
Tahun 1995-1997, disebut juga Masa kejayaan Asskar.
Tahun 1995, Awal mula di wajibkan note book untuk para anggota
Tahun 1996, Awal mula adanya art gallery, di rumah Mbah Tohiroh, timur pondok putri di utara MI Attanwir. Momen: Beberapa kali ikut pameran Agustusan di Kecamatan Sumberrejo dan Kecamatan Baureno. Pameran paling jauh di Kota Sidoarjo.
Tahun 2002, Masa berduka, karena beberapa pengurus Asskar yang juga menjadi panitia Haul KH. Sholeh ke- 70 mengalami musibah. Waktu itu pagi hari ketika 6 orang pengurus Asskar hendak mengambil beberapa dus air mineral dengan becak untuk keperluan acara haul, tiba-tiba dari arah belakang ada mobil boks oleng dan menabrak becak yang di bawa pengurus ini. Dua pengurus wafat, tiga orang luka parah sedangkan satu orang selamat yakni ketua Asskar Hafidz asal desa gumelem.
Tahun 2007-2008, Masa studi banding Asskar terjauh dari sebelumnya yakni pada periode ketua Asskar M. Ismail yang mengadakan studi banding ke Gontor, Yogyakarta dan Jakarta.
Tahun 2009-2010, Masa kebangkitan Asskar baru yang ditandai dengan studi banding ke Gontor untuk kedua kalinya dan pembagian 5 divisi Asskar yaitu : Divisi Kaligrafi, Letter, Lukis, Teater, dan Kerajinan Tangan. Perombakan sistem serta perubahan logo juga termasuk dalam revolusi Asskar baru ini.
Tahun 2009-2010, Masa kebangkitan Asskar baru yang ditandai dengan studi banding ke Gontor untuk kedua kalinya dan pembagian 5 divisi Asskar yaitu : Divisi Kaligrafi, Letter, Lukis, Teater, dan Kerajinan Tangan. Perombakan sistem serta perubahan logo juga termasuk dalam revolusi Asskar baru ini.
0 komentar:
Silahkan Komentar Tapi Yang Sopan, Kami Pasti Segan