ASAL USUL HARTA TERPENDAM DISEBUT HARTA KARUN
– Telah menjadi kebiasaan dari sebagian di antara kita apabila mendengar tentang harta yang terpendam dalam tanah maka kita akan menyebutnya harta karun, tahukah anda darimana sebutan ini berasal? Bagaimana kisahnya? Berikut kisah seorang Qarun, seorang hartawan yang zalim.
Negeri Mesir yang terkenal subur dan
makmur dengan tingkat peradaban yang tinggi itu ternyata telah di kotori oleh
perilaku dan keyakinan penduduknya yang menyimpang dari ajaran tauhid. Tuhan
yang semestinya mereka sembah adalah Alloh, tetapi ternyata mereka telah
menjadikan Fir’aun sang raja Mesir sebagai sesembahan mereka.
Alloh telah mengutus Nabi Musa untuk memerangi dan
memberantas kemusyrikan di muka bumi. Perjuangan Nabi Musa menegakan panji-panji tauhid di tengah-tengah
masyarakat Bani Israil yang terkenal ‘rewel’’ dan suka beralasan memang
cukup berat. Namun Nabi Musa tidak putus asa. Satu demi satu pengikut Nabi Musa
bertambah, sampai suatu ketika seorang kaya raya terpandang di kalangan Bani Israil juga
menjadi pengikut Nabi Musa. Dia adalah Qorun anak paman Nabi Musa . Dengan
insafnya Qorun diharapkan dapat memperkuat dan mendukung perjuangan Nabi Musa
bersama para pengikutnya. Namun yang
diharapkan hanyalah impian belaka . Kekayan Qorun luar biasa, hingga
kunci–kunci gedung tempat penyimpanan kekayaan tidak akan kuat dipukul oleh
beberapa laki-laki yang kuat sekalipun. Ironisnya kekayaan itu telah membuat
Qorun bersikap angkuh sehingga sulit baginya untuk menerima nasehat. Dalam
dirinya terjadi perubahan kearah penurunan keimanan, hilang sifat –sifat orang
iman dalam dirinya, hilang kekhusyu’an hatinya. Ia mulai malas beribadah,
sehari-hari yang dipikirkan hanyalah menimbun keduniaan.
Jika Qorun keluar selalu dihiasi dengan pesona dunia yang gemerlapan.
Dengan menunggang seekor kuda yang pelananya terbuat dari kulit bertahtahkan
emas dan perak. Baju yang ia kenakan emas berlian, sungguh ia sangat gagah.
Pemandangan seperti itu sangat memukau bagi orang-orang yang mencintai dunia,
tetapi bagi orang-orang yang lebih mencintai akhirot akan memandang bahwa
kekayaan Qorun tidak berarti sedikitpun di sisi Alloh.
Hingga pada suatu ketika, Alloh menurunkan ayat tentang zakat kepada
Nabi Musa. Saat itu Qorun berniat menemui Nabi Musa untuk minta penjelasan
tentang ayat tersebut. Akhirnya Nabi Musa menjelaskan perincian-perincian zakat
di hadapan Qorun.
“Setiap 1000 dinar zakatnya 1 dinar, setiap 1000 dirham zakatnya 1
dirham, setiap 1000 kambing zakatnya 1 kambing, begitulah seharusnya terhadap
harta yang engkau miliki.”
“Baiklah Musa, sekarang aku sudah mengerti masalah zakat, tapi aku akan
mencoba menghitung dulu hartaku, Terima kasih, aku pamit dulu.”
Qorun mulai menghitung hartanya. Setelah dihitung-hitung, ternyata
jumlah zakat yang harus dikeluarkan banyak sekali sehingga Qorun merasa berat
untuk menyerahkan zakatnya kepada Nabi Musa.
“Wah, ternyata aku harus mengeluarkan ribuan dinar dan dirham, kalau
begini caranya aku bisa bangkrut! Musa harus memberi penjelasan. Ini tidak bisa
diteruskan.”
Qorun berfikir keras untuk dapat menjatuhkan wibawa Nabi Musa di depan
pengikutnya. Secara diam-diam Qorun mengundang pembesar-pembesar Bani Israil ke
rumahnya. Mereka dihasut untuk diajak bersama-sama menjatuhkan Nabi Musa.
“Wahai orang Bani Israil, sesungguhnya Musa telah memerintahkan pada
kalian berbagai peraturan agama diantaranya ialah kalian diperintahkan untuk
membayar zakat padanya. Tahukah kalian bahwa ini taktik Musa untuk merampas
harta kalian semua. Kemudian harta zakat itu akan dipergunakan untuk kebutuhan
sehari-harinya, berfoya-foya, cari hiburan dan lain-lain, ini adalah pemerasan
secara halus dan terang-terangan, apa kalian tidak sadar kalau kalian dijadikan
sapi perahan Musa? Bagaimana menurut kalian?”
“Hai Qorun, engkau adalah pembesar kami, rasanya benar omonganmu itu,
sekarang perintahkan sesuatu kepada kami, kami pasti akan melaksanakan.”
“Kalau begitu carilah seorang pelacur, nanti kita beri upah asalkan dia
mau mengaku di depan umum bahwa dia telah berzina dengan Musa.”
Maka berangkatlah utusan Qorun
untuk mencari wanita pelacur dan dibawa kehadap Qorun.
“Hai wanita pelacur, maukah kau kuberi uang 1000 dinar dan 1000 dirham?
Kemudian aku akan memberimu kedudukan dan aku kumpulkan kau dengan
istri-istriku?”
Dengan senang hati si pelacur menjawab, “Tentu! Aku sangat senang
menerimanya.”
“Tetapi tidak begitu saja kau mendapatkannya. Ada syarat yang harus kau
lakukan. Besok, kau harus mengaku di depan umum bahwa kau telah berbuat zina
dengan Nabi Musa. Sanggup?”
“Pasti sanggup. Kenapa tidak?”
KEESOKAN harinya Qorun mengumpukan orang-orang Bani Israil di lapangan
yang luas, kemudian Qorun datang pada Nabi Musa dan berkata “Wahai Nabi Musa.
Saat ini orang-orang Bani Israil sedang menunggumu untuk menerima nasehat dan
pengarahan tentang peraturan Alloh.”
Nabi Musa pun bergegas menuju lapangan dan berseru, “Wahai Bani Israil!
Barang siapa yang mencuri maka ia akan dipotong tangannya, barang siapa yang
menuduh berzina tanpa mendatangkan saksi, hukumannya dicambuk 80 kali, bila ada
bujangan atau gadis berzina masing-masing dicambuk 100 kali, bagi yang pernah
menikah diranjam dengan batu sampai mati bila berbuat zina.”
“Hai Musa ! Bagaimana bila yang berbuat zina itu engkau sendiri? Apakah
diranjam juga?” tanya Qorun.
“Walaupun aku sendiri yang berbuat zina tetap harus diranjam.”
“Hai Musa, ketauhilah! Orang-orang Bani Israil telah mengetahui perbuatanmu,
ternyata engkau telah berbuat zina dengan seorang pelacur.”
“Jangan menuduhku sembanrangan! Panggil perempuan itu kemari.”
Qorun memanggil perempuan itu, ”Hei kau. Majulah ke depan!” Perempuan
itu maju kedepan. “Musa, ini dia orangnya”
Musa menatap perempuan itu dengan tajam, ”Hai perempuan, demi Dzat yang
telah menurunkan Taurot, aku bertanya kepadamu dan kamu harus menjawab dengan
jujur. Apakah engkau telah berbuat zina denganku?”
Hati wanita pelacur itu bergetar mendengar perkataan Nabi Musa. Ia tak
kuasa berbohong. Alloh telah membuka hatinya sehingga ia kembali dapat berfikir
dengan akal sehatnya, dalam hati ia berkata,”Aku telah mempunyai niat buruk
terhadap seorang utusan Alloh demi mendapatkan kesenangan dunia. Jika aku
menyesali perbuatanku ini dan aku bertaubat kepada Alloh, aku yakin Alloh pasti
akan mengampuniku”
“Demi Alloh, aku tidak berbuat zina dengan Nabi Musa! Tetapi Qorunlah
yang telah membayarku untuk berbuat seperti ini”. Sontak Qorun dan pengikutnya
terkejut.
Demi mendengar penuturan si pelacur Nabi Musa bersujud dan menangis
kepada Alloh. Nabi Musa terharu dengan upadayanya Alloh terhadap orang-orang
yang berniat menjatuhkannya. “Ya Alloh, kalau memang aku benar-benar utusanMu
maka murkalah Engkau. Karena diriku telah dipermalukan oleh Qorun. Qorun yang
selama ini kusaksikan baik ternyata telah menghianatiku”
Kemudian Alloh menurunkan wahyu kepada Nabi Musa yaitu Alloh
memerintahkan bumi supaya taat dengan perintah Nabi Musa. Nabi Musa
berkata,”Wahai orang-orang Bani Israil! Sesungguhnya Alloh mengutusku terhadap
Qorun seperti Alloh mengutusku terhadap Fir’aun. Maka barang siapa yang ingin
bersama Qorun tetaplah bersamanya. Dan barang siapa yang ingin tetap bersamaku
jauhilah dia!”
Akhirnya semua orang menjauhi Qorun kecuali dua orang. Saat itulah Nabi
Musa membuktikan bahwa bumi memang diperintahkan oleh Alloh untuk taat pada
perintahnya. “Wahai bumi! Telanlah Qorun bersama pengikutnya!”
Bumipun langsung menelan mereka hingga sebatas kaki. Qorun berusaha lari
namun bumi telah mencekeram kakinya, ia pun berteriak,”Hai Musa, maafkan aku!
Selamatkan aku!”
Dengan tidak menghiraukan Qorun, Nabi Musa kembali memerintahkan bumi
untuk menelan Qorun, “Wahai bumi! Telanlah mereka!”
Lalu bumi menelan mereka sebatas pusar. Begitu seterusnya sampai sebatas
leher. Sambil merintih, Qorun terus memohon ampun diiringi sumpah agar Nabi
Musa mau mamaafkannya. Namun Nabi Musa tidak menoleh sedikitpun kepada Qorun.
Akhirnya bumi menelan sedikit demi sedikit hingga seluruh tubuh mereka.
Setelah kejadian itu orang-orang Bani Israil ribut membicarakn harta
kekayaan Qorun yang ditinggalkannya. “Aah, ini semua kan kesengajaan Nabi Musa
mendoakan Qorun agar disiksa oleh Alloh, karena Nabi Musa ingin mewarisi dan
menguasai istana-istana dan harta kekayaan Qorun”
Nabi Musa sangat marah mendengar perkataan mereka, lalu ia berdoa kepada
Alloh, “Ya Alloh, benamkanlah semua harta kekayaan Qorun ke dalam perut
bumi agar tidak menjadi fitnah kepadaku
dan kepada orang-orang Bani Israil”
Sesaat kemudian terdengar suara keras bersamaan dengan amblasnya seluruh
gedung Qorun, harta bendanya dan kekayaannya tanpa tersisa sedebupun.
Ternyata sehebat apapun kelebihan yang dimiliki manusia, bila ia kufur
kepada Alloh, tidak melaksanakan perintahnya, dalam waktu singkat Alloh bisa
membinasakan seluruh jiwa dan harta manusia, tanpa ada seorangpun yang bias
mencegahnya.
Cerita ini popular di masyarakat, bahkan bila ada yang menemukan harta
benda dalam tanah disebut harta karun. Itu Cuma istilah saja, bukan betul-betul
harta Qorun Bani Israil.
Allah SWT menimpakan bencana sebagai
hukuman untuknya sekaligus sebagai pelajaran bagi yang lain. ”Maka, kami
benamkan Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka, tidak ada suatu golongan
pun yang dapat menolongnya dari azab Allah.” (QS Al Qashas [28]: 81).
Menurut catatan DR. Rusydi al-Badrawy,
dahulu pernah ada ahli Geologi dari Eropa, Barat yang meneliti danau Qarun ini,
apakah betul dahulu kala telah terjadi gempa atau terbelah sebagaimana
diceritakan oleh al-Qur’an. Setelah dikaji, mereka bereksimpulan dengan sangat
meyakinkan, bahwa betul di danau tersebut pada waktu sangat dahulu kala, telah
terjadi kejadian gempa sangat besar, terutama di bagian sebelah selatan danau
dimaksud. Ini membuktikan, ksiah Qarun memang terjadi di danau tersebut.
Danau Qarun ini, kini nampak tenang.
Meski di balik itu menyimpan sebuah pelajaran sangat berarti, bahwa siapapun
yang sombong, kikir dan pongah maka akan binasa dan musnah sebagaimana yang
menimpa Qarun.
Kisah Qarun ini mengajarkan kita tentang
bahaya sifat kufur, cinta dunia, dan sombong. Allah SWT berfirman, ”Dan
sesungguhnya Musa telah datang kepada mereka (Qarun, Fir’aun, dan Haman) dengan
membawa keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi mereka berlaku sombong di
muka bumi, maka tidaklah mereka luput dari kehancuran.” (QS Al-’Ankabut [29]:
39).
Kisah Qarun pun sekaligus mengajarkan
kita arti penting sifat bersyukur. Allah SWT melalui syariat yang dibawa
Muhammad SAW mengajarkan kita bagaimana cara menghindari karakter Qarun dengan
berbagai cara. Di antaranya adalah dengan membelanjakan harta di jalan-Nya
seperti sedekah, zakat, infak, dan wakaf.
Dalam Alquran, Allah SWT menjanjikan,
”Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan harta di jalan Allah adalah serupa
sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada setiap bulir terdapat seratus
biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan
Allah Mahaluas lagi Maha penyayang.” (QS Albaqarah [02]: 261).
Islam memberikan rambu-rambu bagi manusia
supaya tidak tersesat seperti Qarun. Karenanya, Allah SWT mengingatkan bahwa
hendaklah kita bersyukur atas limpahan nikmat kekayaan itu. Inilah yang tidak
dilakukan Qarun sehingga Allah SWT menimpakan bencana terhadapnya.
”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim [14]: 7). Bila sudah begitu, apakah
masih bernilai harganya? Adakah kekayaan akan bisa menyelamatkannya? Wallahu
a’lam bish-shawab.
0 komentar:
Silahkan Komentar Tapi Yang Sopan, Kami Pasti Segan