KISAH NYATA DARI HABIB MUNZIR AL MUSAWA
- Dahulu ketika saya di Hadramut ada seorang shalih yang ahli ibadah, ia selalu pergi berziarah ke suatu makam orang shalih di masanya, dan suatu ketika saya juga pergi menziarahi makam tersebut,
kemudian orang shalih itu berkata
kepadaku : “Engkau menziarahi makam ini dan mengucapkan salam kepada shahibul
makam, apakah engkau mendengar jawabannya?”, lalu saya menjawab : “Tidak, saya
tidak mendengar jawabannya”, maka orang shalih itu berkata : “jika demikian maka
engkau telah bersalam kepada batu bukan kepada shahib makam, jika engkau
bersalam kepada shahib makam maka engkau akan mendengar jawaban darinya karena
menjawab salam hukumnya wajib”.
Mendengar ucapan tersebut saya pun
kebingungan dan tidak bisa menjawab, kemudian saya bertanya kepada guru mulia
akan hal ini apakah saya menziarahi batu karena ketika saya bersalam kepada
orang yang di dalam kubur itu maka saya tidak mendengar jawabannya, sebagaimana
guru mulia pemahaman beliau akan ilmu jauh lebih mendalam dari orang tersebut.
Maka guru mulia berkata: “betul bahwa orang yang berziarah terkadang tidak
mendengar jawaban salam dari shahib makam, namun menurut keyakinanmu apakah
shahib makam itu menjawab salammu atau tidak?”,
maka saya menjawab : “Ya tentu dia
menjawab salamku wahai guru”, guru mulia berkata : “Ya betul, shahib makam itu
menjawab salammu, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda
bahwa tidaklah seseorang bersalam kepada penduduk kubur kecuali Allah subhanahu
wata’ala membuat mereka menjawab salam tersebut, maka shahib makam itu juga
menjawab salammu sehingga kamu tidaklah berziarah kepada batu”.
Subhanallah sangat berbeda antara
pandangan keduanya, dimana orang yang pertama pendapat atau ucapannya terkadang
membuat orang yang mendengar kecewa dan sakit hati, namun orang yang mempunyai
pemahaman yang lebih dalam tentang ilmu jawaban atau pendapatnya mententramkan
orang yang mendengarnya.
Maka bukan hal yang penting apakah kita
mendengar dari ahlu kubur jawaban salam kita atau tidak, namun yang terpenting
adalah bahwa salam kita dijawab oleh ahlu kubur tersebut, sebagaimana pula
ketika kita berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala dan mengangkat kedua tangan
kita maka kita tidak pernah mendengar jawaban dari Allah, namun apakah hal itu
berarti Allah tidak mendengar atau tidak menjawab doa kita?!,
tentunya tidak demikian karena jawaban
Allah subhanahu wata’ala bukanlah berupa suara akan tetapi jawaban Allah atas
doa-doa hambaNya berupa limpahan anugerah dari kedermawananNya Yang Maha Agung
dan Maha Luhur.
0 komentar:
Silahkan Komentar Tapi Yang Sopan, Kami Pasti Segan