MENGAMBIL MANFAAT DARI ORANG MATI
- Wajib kita ketahui, bahwa orang hidup tak ubahnya seperti orang mati, keduanya sama-sama tidak dapat mendatangkan manfaat maupun mudharat dengan sendirinya. Keduanya mampu memberikan manfaat ataupun mudharat tentunya dengan izin Allah atau biqudratillah (atas kehendak Älläh).
Maka kalau ada dari kita yang meyakini
dan berkata: "Orang hidup masih bisa memberikan manfaat kepada kita,
sedangkan orang mati tidak akan bisa." Berhati-hatilah dengan keyakinan
yang demikian, karena justru hal itu lah yang dapat menjerumuskan ke dalam
kekufuran.
Baiklah kalau salah satu dari kita masih
menolak bahwa orang mati tidak bisa mendatangkan manfaat bagi yang hidup, akan
saya tunjukkan bukti otentiknya. Hal ini juga menjadi dasar bagi para pengawal
tawassul, dimana para Nabi dan Rasul, para Auliya', serta para ulama sholihin
yang telah wafat dijadikan wasilah antara seorang hamba yang masih hidup dengan
Tuhannya.
Dalam hadits Shahih Muslim yang
menceritakan tentang Isra Mi'raj baginda Nabi Agung MuhammadSaw Saw., saat beliau
naik dari Masjidil Aqsha ke langit 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7, maka diteruskan ke
Sidratul Muntaha. Pada malam itu Rasulullah Saw. diberi mandat oleh Allah
sholat 50 waktu. Setelah turun dan sampai ke langit 4, bertemulah beliau Saw.
dengan Nabiyullah Musa As.
Kemudian Nabi Musa As. bertanya: “Apa
yang telah diberikan Allah kepadamu?”
Nabi Muhammad Saw. menjawab: “Diwajibkan
kepada ummatku untuk shalat 50 waktu.”
Maka Nabi Musa As. berkata: “Wahai
Muhammad, ummatmu tidak akan mampu melakukannya, kembalilah kepada Allah.”
Maka Nabi Muhammad Saw. kembali menghadap
Allah untuk memohon keringanan, kemudian Allah menguranginya 10. Lalu Nabi
Muhammad datang lagi kepada Nabi Musa dan beliau berkata: “Berapa waktu shalat
yang Allah wajibkan kepadamu dan ummatmu?”
Maka Nabi Muhammad Saw. berkata : “40
waktu.”
Nabi Musa berkata: “Kembalilah lagi
kepada Allah mintalah keringanan, karena ummatmu tidak akan mampu
melakukannya.”
Maka nabi Muhammad Saw. kembali kepada
Allah memohon keringanan, kemudian Allah menguranginya 10 hingga tersisa 5
waktu. Lalu Nabi Muhammad kembali kepada Nabi Musa dan Nabi Musa meminta Nabi
Muhammad Saw. untuk kembali menghadap Allah dan meminta keringanan.
Namun Nabi Muhammad Saw. berkata: “Aku
malu kepada Allah jika aku meminta keringanan lagi, akan kulaksanakan
kewajibanku dan kuringankan untuk ummatku dengan 5 waktu, namun pahalanya
seperti melakukan 50 waktu shalat setiap harinya.”
Pertanyaannya adalah: "Saat itu
Nabiyullah Musa As. masih hidup ataukah sudah mati?"
Nah lho... ternyata Rasulullah Saw.
mencontohkan terlebih dahulu kepada kita. Alhamdulillah walau stempel
"Kuburiyyun" engkau sematkan kepada kami :)
oke
BalasHapusMantap. terima kasih kunjugannya
Hapus